Peran Ibu Menurut Islam: 7 Cara Mendidik Anak yang Islami

Ibu, Madrasah Pertama dalam Islam

Dalam Islam, ibu memiliki posisi yang sangat mulia, bahkan tiga kali lebih tinggi dibanding ayah dalam hal penghormatan (HR. Bukhari dan Muslim). Salah satu bentuk kemuliaannya adalah tanggung jawab besar dalam mendidik anak sejak dini.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa peran orang tua terutama ibu sangat menentukan dalam pembentukan karakter anak. Di era modern yang penuh tantangan moral dan digital, peran ini semakin penting untuk memastikan anak tumbuh dalam nilai-nilai Islam.

Lantas, bagaimana sebenarnya pandangan Islam mengenai peran ibu dalam mengasuh anak? Berikut 7 cara Islami yang menunjukkan betapa krusialnya peran ibu dalam mendidik generasi penerus umat.

1. Menjadi Teladan dalam Akhlak dan Ibadah

Anak belajar paling kuat dari apa yang dilihat, bukan sekadar dari yang diajarkan. Ibu yang menjaga lisan, shalat tepat waktu, dan memperlihatkan kesabaran akan jauh lebih berpengaruh daripada sekadar memberi nasihat.

“Perbaikilah dirimu, dan perbaikilah keluargamu. Sesungguhnya manusia mengikuti contohmu.” (Umar bin Khattab)

Keteladanan dalam hal-hal sederhana seperti membaca Al-Qur’an setiap pagi, berkata lembut, dan bersyukur dalam kondisi sulit menjadi pelajaran hidup bagi anak tanpa perlu berkata banyak.

2. Menanamkan Tauhid Sejak Dini

Rasulullah ﷺ dan para sahabat mengajarkan pengenalan Allah, rukun iman, dan makna ibadah sejak anak-anak masih kecil. Ini bukan indoktrinasi, tapi pembentukan fondasi akidah agar anak tumbuh mengenal Rabb-nya.

Ibu dapat menanamkan tauhid lewat cerita nabi, doa-doa harian, mengenalkan ciptaan Allah, hingga menjelaskan konsep halal dan haram dengan cara yang lembut dan kontekstual.

Misalnya, ketika melihat pelangi, sang ibu berkata: “MasyaAllah, ini ciptaan Allah yang indah ya Nak.”

3. Membangun Kecintaan terhadap Ilmu

Islam sangat menjunjung tinggi ilmu. Ibu sebagai madrasah pertama anak memiliki tanggung jawab mencintakan anak terhadap proses belajar sejak usia dini.

Dari membacakan buku, menjawab pertanyaan sederhana dengan sabar, hingga mengenalkan adab belajar seperti duduk sopan saat belajar dan tidak memotong pembicaraan. Semua itu adalah pendidikan nonformal yang berefek jangka panjang.

“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

4. Mendidik dengan Kasih Sayang dan Doa

Ibu yang baik bukan yang selalu benar, tapi yang selalu hadir dengan hati yang lembut dan penuh cinta. Islam mengajarkan bahwa doa ibu adalah senjata utama dalam pendidikan anak.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi: doa orang tua kepada anaknya…”
(HR. Tirmidzi)

Setiap tangisan, pelukan, dan doa di sepertiga malam dari seorang ibu adalah investasi yang tidak terlihat, tapi sangat kuat pengaruhnya dalam pembentukan karakter anak.

Bahkan ketika anak sedang berbuat salah, sikap ibu dalam merespons dengan sabar—bukan emosi—akan menentukan bagaimana anak belajar menghadapi kesalahan dan memperbaikinya.

5. Mengatur Waktu dan Rutinitas Islami dalam Keluarga

Islam sangat menganjurkan keteraturan. Ibu yang baik akan membantu anak mengenal rutinitas Islami seperti:

  • Bangun sebelum Subuh
  • Membaca doa-doa harian
  • Shalat berjamaah
  • Belajar setelah Subuh
  • Tidur siang (qailulah) dan malam yang cukup

Rutinitas seperti ini bukan hanya mendisiplinkan, tetapi juga memperkuat spiritualitas anak. Anak yang terbiasa dengan waktu-waktu ibadah akan tumbuh dengan kontrol diri yang lebih kuat.

6. Menjaga Lingkungan Sosial Anak

Islam sangat memperhatikan dampak lingkungan dan teman pergaulan. Ibu perlu selektif terhadap siapa saja yang berinteraksi dengan anak, termasuk mengatur konsumsi media digital dan hiburan mereka.

“Seseorang itu berada di atas agama teman dekatnya. Maka hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Dawud)

Peran ibu di sini bukan sebagai pengontrol yang mengekang, tapi sebagai pemandu yang bijak. Dengan komunikasi terbuka, anak akan merasa nyaman untuk bercerita dan meminta pendapat saat menghadapi tekanan lingkungan.

7. Membentuk Mental Mandiri dan Tangguh

Rasulullah ﷺ mendidik anak-anak dengan memberikan tanggung jawab kecil sejak dini. Hal ini melatih rasa percaya diri, tanggung jawab, dan ketangguhan jiwa.

Ibu yang baik akan mendorong anak untuk menyelesaikan masalah, bukan menyelamatkannya dari setiap kesulitan. Ia akan mengajarkan bahwa kegagalan bukan akhir, tapi bagian dari proses belajar.

Misalnya, meminta anak untuk menyiapkan perlengkapan sekolah sendiri, membersihkan bekas makannya, hingga menyelesaikan tugas rumah sesuai kemampuan.

Ibu, Penentu Arah Peradaban Umat

Peran ibu dalam Islam bukanlah beban, tapi kehormatan. Di tangan ibu yang sadar, generasi saleh, cerdas, dan kuat akan lahir. Maka dari itu, mendidik anak bukan tugas sambil lalu, tetapi bagian dari ibadah yang paling besar pahalanya.

“Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas rumah tangganya.” (HR. Bukhari)

Dengan niat yang lurus, ilmu yang benar, dan cinta yang tak putus, seorang ibu bisa menjadi pilar utama kebangkitan umat. Mari jadikan rumah kita sebagai madrasah pertama yang penuh cahaya iman.

Bagikan Post ini
Buka WhatsApp
1
Butuh bantuan?
Nispi
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 👋
Apa ada yang bisa kami bantu?