Akhir tahun selalu membawa suasana yang berbeda. Langit terasa lebih sendu, angin lebih pelan, dan hari-hari yang tersisa seolah mengajak kita untuk berhenti sejenak , merenung, mengevaluasi, dan menata ulang langkah. Di tengah hiruk-pikuk orang-orang menyiapkan resolusi duniawi, ada satu hal yang sering terlupa: bagaimana dengan resolusi ibadah kita?
Sejenak, mari kita bertanya pada diri sendiri:
Sudahkah ibadah kita sepanjang tahun ini membuat kita lebih dekat kepada Allah?
Sudahkah hati kita terasa lebih lembut, pikiran lebih jernih, dan jiwa lebih tenang?
Jika jawabannya belum, maka saat inilah momentum terbaik untuk memulai resolusi ibadah 2026. Bukan nanti saat kalender berganti, bukan juga ketika semangat sudah lewat. Tapi mulai dari sekarang.
Mengapa Resolusi Ibadah Perlu Dimulai Lebih Awal?
Kita sering terjebak pada pola lama: membuat resolusi hanya ketika tahun berganti, lalu semangat itu merosot ketika memasuki minggu keempat bulan Januari. Pada akhirnya, resolusi tinggal tulisan—tanpa tindakan.
Namun, ibadah tidak bisa diperlakukan seperti itu.
Ibadah adalah proses, perjalanan panjang, dan latihan yang membutuhkan waktu.
Bahkan dalam sebuah hadis disebutkan:
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dilakukan secara konsisten meskipun sedikit.” (HR. Bukhari)
Konsistensi inilah yang tidak bisa dibangun secara instan. Oleh karena itu, memulai resolusi ibadah sejak Desember atau kapan pun sekarang Anda membaca artikel ini adalah cara terbaik untuk membangun ritme sebelum memasuki tahun baru. Ketika 2026 tiba, kita tidak mulai dari nol, tapi sudah selangkah lebih siap.
Muhasabah: Fondasi Sebelum Menetapkan Resolusi Ibadah
Ibarat membangun rumah, kita perlu pondasi yang kokoh. Untuk resolusi ibadah, pondasinya adalah muhasabah menilai diri secara jujur dan mendalam.
Muhasabah adalah praktik penting dalam Islam. Umar bin Khattab pernah berkata:
“Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, timbanglah amalanmu sebelum amalanmu ditimbang.”
Dorongan ini bukan untuk membuat kita hanyut dalam rasa bersalah, tetapi untuk menyadarkan bahwa perjalanan spiritual membutuhkan arah. Tanpa muhasabah, resolusi ibadah hanya menjadi keinginan yang samar-samar.
Coba renungkan beberapa hal berikut:
- Seberapa khusyuk shalat kita sepanjang tahun ini?
- Apakah Al-Qur’an menjadi teman yang kita baca setiap hari atau hanya saat musibah datang?
- Apakah hati kita lebih tenang atau justru lebih gelisah?
- Apakah sedekah kita rutin atau hanya ketika “ingat”?
Jawaban jujur dari pertanyaan ini akan menjadi dasar untuk membangun resolusi ibadah yang kuat, realistis, dan bermakna.
Baca juga: Muhasabah Saat Menjelang Ramadhan
Area Ibadah yang Perlu Dievaluasi dan Ditingkatkan
Setelah melakukan evaluasi diri, kini saatnya menyusun target ibadah yang lebih spesifik. Berikut beberapa area ibadah yang bisa menjadi fokus resolusi 2026:
1. Kualitas dan Konsistensi Shalat
Mungkin selama ini kita sudah shalat lima waktu, tetapi apakah kualitasnya meningkat?
Apakah kita terlambat? Terburu-buru? Kurang memahami bacaan?
Resolusi 2026 bisa dimulai dengan sederhana:
- memperbaiki wudhu,
- menambah jeda untuk hadirkan kekhusyukan,
- atau mulai membiasakan shalat tepat waktu.
2. Shalat Sunnah sebagai Penguat
Shalat sunnah seperti dhuha, qiyamul lail, dan rawatib adalah “vitamin” bagi shalat wajib.
Langkah awal yang praktis:
- mulai dengan dhuha dua rakaat setiap pagi, atau
- menambahkan shalat rawatib satu kali sehari.
Konsistensi lebih utama daripada banyaknya rakaat.
3. Membaca dan Mentadabburi Al-Qur’an
Banyak Muslim ingin khatam Al-Qur’an, tapi tidak punya jadwal yang jelas.
Cobalah memulai:
- satu halaman per hari,
- atau lima menit setelah Subuh.
Kecil, tapi ketika dilakukan tiap hari, dampaknya besar.
4. Sedekah Rutin
Sedekah tidak harus besar. Yang utama adalah keberlanjutannya.
Target sederhana:
- sedekah Rp5.000-Rp10.000 per hari, atau
- satu donasi seminggu untuk satu gerakan sosial.
5. Menjaga Hati dan Akhlak
Ibadah bukan hanya ritual, tapi juga akhlak.
Kadang, menjaga lisan lebih sulit daripada berpuasa.
Resolusi 2026 bisa berupa:
- mengurangi keluhan,
- lebih banyak bersyukur,
- atau berlatih sabar dalam situasi kecil.
6. Memperbaiki Hubungan dengan Sesama
Ibadah sosial menyambung silaturahmi, meminta maaf, dan membantu orang lain adalah bagian penting dari perjalanan spiritual.
Cobalah:
- menyapa orang tua lebih sering,
- menghubungi teman lama,
- atau memberi waktu untuk keluarga.
Doa dan Harapan Menyongsong Tahun 2026
Tidak ada perjalanan spiritual yang mudah tanpa doa.
Berdoalah agar 2026 menjadi tahun yang dipenuhi keberkahan, kekuatan iman, dan hati yang lebih lembut.
Kita boleh bercita-cita dunia, tapi semoga resolusi akhirat tetap menjadi prioritas.
Doa sederhana yang bisa dipanjatkan:
“Ya Allah, karuniakanlah kepadaku hati yang bersih, ibadah yang istiqamah, dan kekuatan untuk memperbaiki diri sepanjang tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.”
Resolusi ibadah 2026 bukan tentang mengubah hidup dalam semalam.
Ia adalah perjalanan, dan perjalanan besar selalu dimulai dari satu langkah kecil.
Kita tidak perlu menunggu tanggal 1 Januari untuk berubah.
Setiap hari adalah peluang baru untuk memperbaiki diri.
Mulailah membangun ritme ibadah hari ini.
Mulailah dari hal yang kecil, yang nyata, dan yang bisa dilakukan secara konsisten.
Karena pada akhirnya, yang Allah lihat bukanlah besar kecilnya amalan kita, tetapi ketulusan dan kesungguhan kita.
Selamat memulai resolusi ibadah 2026. Semoga Allah memudahkan setiap langkah kita.





