Tanjung Hulu, Mega Timur, Kubu Raya — 14 Oktober 2025.
Baitulmaal Munzalan Indonesia (BMI) bersama tim pendamping dari BSI Maslahat kembali melaksanakan kegiatan Silaturahim dan Evaluasi Program Pemberdayaan Mustahik. Kegiatan ini menjadi wadah penting untuk mempererat hubungan antara pengelola zakat dan penerima manfaat, sekaligus meninjau perkembangan berbagai program pemberdayaan yang telah dijalankan di wilayah Tj Hulu, Mega Timur, Ibnu Abas.
Menyatukan Langkah dan Mempererat Silaturahim
Acara dimulai dengan suasana khidmat melalui pembacaan surat Al-Fatihah dan Al-Mulk secara bersama-sama sebagai pembuka dan doa agar kegiatan berjalan lancar serta membawa keberkahan.
Setelah itu, Tim Program Zakat BMI memberikan sambutan dan menjelaskan tujuan utama kegiatan, yaitu memperkuat silaturahim sekaligus mengevaluasi kemajuan program pemberdayaan ekonomi yang telah berjalan. Program-program tersebut meliputi budidaya lele, gerobak roti kampung, dan anyaman akar keladi — tiga inisiatif pemberdayaan yang menjadi harapan baru bagi para mustahik untuk menuju kemandirian ekonomi.
Baca Juga: Munzalan Siapkan Layanan Kesehatan Kepedalaman
Sinergi dan Kolaborasi untuk Kebaikan
Dalam kegiatan ini, hadir pula Pendamping Program dari BSI Maslahat yang memberikan arahan dan dorongan agar para penerima manfaat terus bersemangat menghadapi berbagai tantangan di lapangan.
Mereka menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan — tidak hanya sebatas bantuan modal, tetapi juga penguatan kapasitas usaha, pengelolaan keuangan, hingga pemasaran produk.
Salah satu mustahik dari program anyaman akar keladi bahkan menceritakan upaya mereka untuk melakukan branding melalui media sosial TikTok. Meski hasilnya belum maksimal, inisiatif tersebut mendapat apresiasi tinggi dari tim program zakat.
“Semoga para mustahik bisa lebih konsisten ketika kita bantu untuk branding-kan, karena program ini akan berencana membuat workshop agar bisa dikenal lebih jauh,”
— Tim Program Zakat BMI.

Evaluasi, Masukan, dan Solusi
Kegiatan ini juga diisi dengan sesi dialog interaktif antara mustahik dan para pendamping. Masing-masing perwakilan dari program budidaya lele, gerobak roti kampung, dan anyaman akar keladi diberikan kesempatan menyampaikan perkembangan usaha, kendala, serta harapan mereka ke depan.
Beberapa kendala yang dibahas mencakup persoalan permodalan, pemasaran produk, serta pengelolaan hasil usaha. Menanggapi hal itu, tim BSI Maslahat dan BMI memberikan berbagai solusi tindak lanjut, seperti rencana pelatihan branding, penguatan legalitas usaha, serta pendampingan intensif agar setiap mustahik dapat mengelola programnya dengan lebih mandiri dan berkelanjutan.
Setelah sesi diskusi dan evaluasi, kegiatan ditutup dengan sholat berjamaah dan makan siang bersama. Suasana hangat dan penuh keakraban tampak jelas — menggambarkan semangat gotong royong dan persaudaraan yang menjadi ruh utama dalam program pemberdayaan zakat.
“Kami tidak hanya ingin para mustahik terbantu secara ekonomi, tapi juga tumbuh dengan semangat, nilai, dan kepercayaan diri. Karena pemberdayaan sejati adalah ketika mereka bisa berdiri di atas kaki sendiri,” ujar salah satu anggota Tim Program Zakat BMI.
Para mustahik menyampaikan harapan agar bisa terus mendapatkan bimbingan dan pendampingan dalam mengembangkan usaha, terutama dalam hal branding dan pemasaran produk. Mereka ingin usaha yang dirintis dapat terus tumbuh, dikenal luas, dan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar.
Sementara itu, Tim Zakat BMI berharap program ini dapat berjalan lebih konsisten dan terarah, sehingga hasil pemberdayaan benar-benar berdampak pada peningkatan kesejahteraan para penerima manfaat.
Kegiatan Silaturahim dan Evaluasi Program Pemberdayaan Mustahik ini bukan sekadar pertemuan, tetapi momentum untuk memperkuat kolaborasi dan komitmen bersama. Bahwa zakat bukan hanya tentang memberi, tetapi juga mengangkat harkat, menumbuhkan potensi, dan membuka jalan menuju kemandirian ekonomi umat.
