Munzalan Hadir untuk Santri: Cerita Perjalanan SISASA di Pesantren Bina Kalbar

Hidup sebagai seorang santri bukan hanya tentang menimba ilmu agama, tetapi juga melatih kesabaran, kemandirian, dan rasa syukur dalam setiap keterbatasan. Dari ruang-ruang sederhana di pesantren, lahirlah anak-anak bangsa yang kelak akan menjadi penerang masyarakat. Mereka tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga menata hati agar selalu dekat dengan Allah.

Inilah cerita dari Pesantren Bina Kalbar, sebuah pesantren yang menjadi rumah bagi puluhan santri di Pontianak. Kisah mereka penuh warna—tentang perjuangan, keterbatasan, sekaligus harapan. Melalui program SISASA (Silaturahim Sahabat Santri) yang dijalankan oleh Baitulmaal Munzalan Indonesia, semangat mereka kembali menyala, dan pintu-pintu kebaikan terbuka lebih lebar.

Kehidupan Sehari-Hari Santri Bina Kalbar

Foto Spesial (Kegiatan SISASA di Pondok Pesantren Bina Kalbar mengajak para santri untuk bermain dan belajar)

Saat ini, Pesantren Bina Kalbar menaungi 20 santri. Dari jumlah tersebut, 15 santri tinggal di panti asuhan, sedangkan 5 lainnya adalah anak binaan yang tinggal bersama keluarga masing-masing. Mereka datang dari berbagai latar belakang, baik dari Kota Pontianak maupun daerah sekitarnya.

Ada yang yatim piatu, ada pula yang berasal dari keluarga duafa. Namun, semua memiliki mimpi yang sama: menuntut ilmu untuk masa depan yang lebih baik.

Keseharian mereka penuh dengan kegiatan positif. Setiap pagi, para santri berangkat ke sekolah formal di tingkat SD. Sepulang sekolah, mereka tidak langsung beristirahat, melainkan melanjutkan belajar di TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), memperdalam ilmu agama, dan menghafal Al-Qur’an.

Pengurus pesantren, Pak Sawab, dengan penuh semangat menyampaikan tujuan mereka: “Kami ingin membina santri agar menjadi pribadi mandiri dan punya bekal hidup yang baik, baik secara ilmu agama maupun kemandirian.”

Untuk kebutuhan mobilitas, para santri difasilitasi dengan armada antar-jemput menuju sekolah. Meski sederhana, sarana ini sangat membantu anak-anak agar tetap semangat belajar setiap hari.

Tantangan yang Menguatkan

Namun, di balik senyum dan semangat para santri, ada tantangan besar yang harus dihadapi. Keterbatasan ekonomi menjadi hal utama yang membayangi aktivitas pesantren.

Kebutuhan sehari-hari santri kerap sulit terpenuhi. Beberapa waktu lalu, donasi rutin berupa telur dan susu yang biasanya membantu pemenuhan nutrisi anak-anak terhenti. Hal ini berdampak pada gizi para santri yang seharusnya menjadi pondasi tumbuh kembang mereka.

Meski begitu, Allah selalu menghadirkan jalan. Belum lama ini, pesantren mendapatkan bantuan berupa 2 karung beras. Meski sederhana, bantuan ini menjadi berkah luar biasa yang membuat para santri kembali tersenyum.

Tantangan lain datang dari proses kepindahan lokasi pesantren. Sebelumnya, Pesantren Bina Kalbar berada di Batu Layang. Kini mereka harus pindah ke lokasi baru di Jalan Ampera, sementara aset lama belum juga terjual. Proses transisi ini tentu menambah beban, baik secara tenaga maupun finansial.

Namun, alih-alih menyerah, pengurus justru semakin bersemangat. Mereka percaya bahwa setiap kesulitan adalah bagian dari ujian untuk naik ke level yang lebih tinggi.

Hadirnya Program SISASA Munzalan

Di tengah tantangan tersebut, Baitulmaal Munzalan Indonesia menghadirkan program SISASA (Silaturahim Sahabat Santri). Program ini bukan hanya tentang memberi bantuan materi, tetapi juga tentang menghadirkan silaturahim, kepedulian, dan semangat baru bagi para santri dan pengurus pesantren.

Kedatangan tim SISASA di Pesantren Bina Kalbar menjadi momen penuh haru. Anak-anak santri terlihat antusias, sementara pengurus merasa sangat terbantu dengan kehadiran dukungan ini.

Program SISASA adalah bukti nyata bahwa kebaikan bisa hadir melalui banyak cara—dari sekadar kunjungan, doa, hingga dukungan nyata berupa kebutuhan pokok. Lebih dari itu, program ini mengingatkan bahwa santri tidak boleh berjuang sendirian. Mereka adalah tanggung jawab kita bersama.

Baca Juga: Keutamaan Zakat dan Sholat

Kolaborasi Inspiratif Bersama Duta Aksi Nusantara

Foto Bersama ( Tim Sisasa dari Baitulmaal Munzalan Indonesia, Duta Aksi Nusantara dan Para Santri Pesantren Bina Kalbar

Kegiatan SISASA kali ini juga menjadi istimewa karena melibatkan Duta Aksi Nusantara, sebuah komunitas yang memiliki semangat berbagi dan bergerak bersama. Bagi pengurus pesantren, kehadiran Duta Aksi Nusantara adalah sebuah kebanggaan sekaligus inspirasi. Mereka merasa tidak sendirian, karena ada banyak pihak yang peduli dengan masa depan santri.

“Kunjungan ini membuat kami merasa lebih kuat. Kami berharap kerja sama seperti ini bisa terus berlanjut, bukan hanya sekali, tetapi menjadi langkah panjang dalam membangun generasi Qur’ani,” ungkap pengurus dengan penuh syukur.

Selain bersilaturahmi dan berkunjungi para santri Bina Kalbar, kegiatan ini juga mengangkat kesadaran masyarakat tentang keberadaan Pesantren Bina Kalbar. Banyak orang yang mungkin belum tahu, kini mulai mengenal perjuangan mereka.

Santri, Harapan Umat, dan Ajakan untuk Peduli

Setiap santri adalah cahaya harapan. Mereka adalah calon imam, guru, dan pemimpin umat di masa depan. Namun, untuk sampai pada titik itu, mereka membutuhkan dukungan kita semua.

Kisah Pesantren Bina Kalbar adalah cermin bagaimana semangat dan harapan bisa tetap hidup di tengah keterbatasan. Dari ruang belajar sederhana, mereka menenun mimpi besar untuk umat.

Melalui program SISASA, Baitulmaal Munzalan Indonesia mengajak kita semua untuk menjadi bagian dari perjalanan ini. Bukan hanya sebagai donatur, tetapi juga sebagai sahabat santri—yang hadir, peduli, dan mendukung.

Karena sejatinya, mendukung santri bukan hanya membantu mereka secara pribadi, tetapi juga berinvestasi untuk masa depan umat dan bangsa.

Cerita Pesantren Bina Kalbar menunjukkan bahwa perjuangan santri bukan hanya tentang belajar, tetapi juga tentang bertahan, bersyukur, dan berjuang demi masa depan yang lebih cerah.

Dengan hadirnya program SISASA Munzalan, para santri tidak lagi berjalan sendirian. Mereka punya sahabat, dukungan, dan doa dari masyarakat luas.

Mari jadikan kepedulian terhadap santri sebagai bagian dari amal jariyah kita. Karena setiap rupiah, doa, dan tenaga yang kita sisihkan untuk mereka akan kembali kepada kita sebagai pahala yang tak terputus.



Bagikan Post ini
Buka WhatsApp
1
Butuh bantuan?
Nispi
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 👋
Apa ada yang bisa kami bantu?