Dalam sejarahnya kita mengenal hijrah sebagai peristiwa berpindahnya masyarakat muslim dari Mekah ke Madinah demi keselamatan dan kebaikan, karena keberadaan Rasulullah dan umat muslim di Mekah sudah tidak aman lagi, mereka mendapatkan tekanan dari orang-orang kafir Quraisy.
Dewasa ini, hijrah juga telah menjadi tren di kalangan anak muda. Konsep hijrah pun juga semakin berkembang di segala aspek. salah satunya menuju ke arah yang lebih baik dalam sisi keuangan, yang lebih dikenal dengan istilah Hijrah Finansial.
Keuangan memiliki peranan yang sangat penting baik untuk individu, keluarga, maupun negara. Saking pentingnya kita dikenalkan dengan yang namanya financial planning, yang didalamnya terdapat persentasenya untuk pembagian keuangan, mulai dari kebutuhan primer, tabungan, investasi, sampai dana darurat.
Kenapa Harus Hijrah Finansial?
Karena rezeki itu amanah, Allah memberikan rezeki untuk dititipkan ke mereka agar dikelola dengan baik dan bijak. Ini juga merupakan bentuk tanggungjawab kita kepada Allah, sebab uang yang dititipkan ke kita juga terdapat hak orang lain diprioritaskan sebagai sedekah dan zakat bagi yang sudah diwajibkan, ini sudah menjadi bentuk ketaatan kepada Allah.
Dan masih ada masa depan yang harus dipersiapkan, sehingga perilaku konsumtif bisa sangat merugikan diri sendiri. Ditambah apabila kita tidak bisa mengelola keuangan dengan baik, tak menutup kemungkinan tanpa kita sadari, uang kita sudah habis.
Allah berfirman dalam Quran Surah Ali ‘Imran ayat 133-134
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ١٣٣
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَـٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ ١٣٤
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.
Bagaimana Hijrah dari Konsumtif ke Produktif
Pertama, kenali mana yang kebutuhan dan keinginan. Mana barang yang benar-benar kita butuhkan dan mana yang hanya keinginan semata. Kedua, sisihkan untuk sedekah dan amal produktif, dan inilah yang disebut sebagai investasi jangka panjang yang manfaatnya bisa dirasakan baik di dunia maupun di akhirat.
Bayangkan jika kita punya uang banyak, tapi hati tetap merasa tidak bahagia, inilah yang terjadi pada seorang perencana keuangan syariah, Putri Madarina dalam podcast yang dibawa oleh ustadzah Oki Setiana Dewi. Sebelum hijrahnya dia melakukan investasi dan mendapatkan keuntungan 300%, dengan itu ia membelanjakan uangnya untuk segala hal yang dia inginkan. Sampai pada satu titik, ia merasa sudah punya apa saja namun tidak merasa senang dan justru merasa ada yang kurang. Setelah ditelusuri, dan belajar tentang keuangan syariah ia pun menemukan penyebabnya dan memperbaikinya satu persatu.
Salah satu hal yang disadarinya ialah tentang pentingnya memprioritaskan sedekah dan zakat (apabila sudah waktunya) karena kita tidak pernah tahu, dari mana pertolongan Allah datang, bisa saja datang dari sedekah dan zakat yang menurut kita tidak seberapa, tapi bagi si penerima itu sangat berharga dan cukup untuk makan mereka beberapa hari, dan tanpa kita sadari ternyata pertolongan Allah yang luar biasa juga datang dari sedekah dan zakat yang kita keluarkan. Wallahu a’lam bishawab