Dalam islam ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi, wahyu pertama yang diturukan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca, sehingga menjadi landasan bahwa pentingnya ilmu bagi umat islam. Akan tetapi, menuntut ilmu dalam islam tidak hanya mengutamakan pemahaman melainkan adab atau etika yang harus tetap terjaga.
Di era digital proses pencarian ilmu semakin mudah untuk didapatkan oleh siapapun, seperti pembelajaran online, kajian daring, ataupun diskusi di media sosial, sehingga menjaga adab dalam belajar menjadi tantangan untuk diri tersendiri. Maka penting bagi generasi muslim untuk menghidupkan nilai-nilai adab dalam proses belajar agar ilmu yang di dapatkan menjadi bermanfaat dan berkah.
1. Pentingnya Adab Sebelum Ilmu
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya, 8/167)
Dalam tradisi para ulama adab menjadi pondasi sebelum ilmu. Di era digital sekarang ilmu mudah di dapatkan sehingga kemudahan ini juga mengundang bahaya, banyak orang yang ingin terlihat lebih paham sehingga bisa menyalahkan orang lain dengan dalih “berilmu”. Ucapan ini mengingatkan kita untuk lebih memprioritaskan adab dibandingkan ilmu
2. Menjadikan Niat Mencari Ilmu Karena Allah
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضً مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang dengannya dapat memperoleh keridhoan Allah SWT, (tetapi) ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kesenangan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya surga di hari kiamat nanti.” (HR. Abu Daud No. 3664. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah No. 255)
Hadist tersebut sangat relevan dengan proses menuntut ilmu dalam dunia digital, yang dimana kita sebagai generai muslim yang baik tidak haus dengan validasi untuk memperoleh kepopuleran melainkan keridhoan Allah SWT.
3. Tidak Bicara Tanpa Ilmu
Allah SWT berfirman (QS Al-Isra 36) :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
“Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kau ketahui. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya”
Menjaga lisan dari apa yang telah didengar dan dilihat menjadi salah satu adab penting, karena tidak selamanya yang kita ketemui bernilai baik, maka dari itu generasi muslim harus mampu memfilter agar dapat berbicara dengan ilmu yang sesuai, dengan adab ini kita akan mempertanggungjawabkan sesuatu yang baik di akhirat kelak.
Dengan demikian, memahami adab dalam proses menuntut ilmu, kita tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga membentuk kepribadian yang mulia sehingga menjadi insan yang bermanfaat, serta mampu menjadi cerminan akhlak yang baik. Semoga Allah senantiasa membimbing langkah kita dalam proses menuntut ilmu. dan menjadikan sebagai langkah menunju ridhoNya