Momen menyambut ramadhan adalah momen yang sangat istimewa bagi umat islam. Sebab pada waktu itu ialah waktu yang tepat bagi kita menata hati serta mempersiapkan lahir dan batin, sebelum memasuki bulan yang mulia dimana Allah lipat gandakan pahala dan terbukanya pintu ampunan.
Sebelum kita benar-benar memasuki bulan yang penuh berkah nanti, ada hal penting yang sering dilewatkan oleh kebanyakan orang yaitu merenung dan mengevaluasi diri, melihat kembali apa yang telah kita lakukan di hari ini dan hari-hari sebelumnya, bagaimana kualitas ibadah diri, hubungan kita dengan keluarga, serta kondisi hati kita. Hal ini sering ita dengar dengan istilah ‘Muhasabah’
Perintah Allah untuk Mengevaluasi diri
Perintah ini terdapat pada salah satu firman Allah dalam QS. Al-Hasyr:18
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
yaa ayyuhalladziina aamanuttaqullaaha waltandhur nafsum maa qaddamat lighad, wattaqullaah, innallaaha khabiirum bimaa ta‘maluun
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Lewat ayat ini, Allah memberitahukan pada kita bahwa muhasabah adalah kewajiban setiap orang yang beriman. Dalam ayat tersebut, kita diminta untuk melihat kembali pada apa saja yang sudah kita kerjakan selama hidup kita agar kedepannya bisa menjadi evaluasi diri untuk kehidupan yang lebih baik.
Muhasabah bukan tentang menjadi sempurna, tapi dengan muhasabah kita bisa memulai bergerak menuju perbaikan.
Pentingnya Muhasabah Menjelang Ramadhan
- Agar Ramadhan tidak sekadar rutinitas
“Betapa bayak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan dari puasanya kecuai rasa lapar dan dahaga” (HR. Ibnu Majah)
Sebab itu, sebelum memasuki Ramadhan perlu bagi kita untuk meningkatkan kualitas ibadah agar ketika sampai di bulan yang penuh berkah nanti, kita terbiasa menjalankan rutinitas tanpa mengurangi kualitas ibadah.
- Membersihkan diri dari dosa sebelum memasuki bulan Ramadhan
“Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ramadhan adalah bulan yang penuh ampunan, sebelum memasukinya kita perlu membersihkan hati dan fikiran dari maksiat dan kelalaian agar ampunan itu kita dapatkan dari Allah.
- Melembutkan hati agar mudah menerima hidayah
“Maka celakalah bagi mereka yang hatinya keras dari mengingat Allah.” (QS. Az-Zumar: 22)
Hati yang keras seringnya akan sulit menerima nasihat. Dengan bermuhasabah diri, kita bisa melembutkan hati agar Ramadhan terasa lebih bermakna.
Muhasabah: Tanda Bahwa Allah Ingin Kita Kembali padaNya dan Kesempatan Baru untuk Memperbaiki Diri
Ketika hati mulai gelisah dan muncul kesadaran atau keinginan untuk memperbaiki diri. Perlu kamu tahu, bahwa itu bukan sekadar kebetulan. Ia adalah tanda bahwa Allah sedang memberikan hidayah. Ketika di dalam hati muncul rasa ingin berubah ke arah yang lebih baik, ingin lebih dekat dengan Allah, dengan memperbaiki kualitas ibadah agar lebih khusyu’ semua hal itu adalah panggilan dari Allah agar kita kembali padaNya.
Bagi sebagian orang, Ramadhan menjadi awal mendisiplinkan diri untuk memperbaiki kualitas ibadah. Dan bagi sebagian yang lain, Ramadhan menjadi momen untuk memperbaiki akhlak dan hubungan dengan orang disekitarnya.
Tidak ada yang terlambat saat seseorang memutuskan untuk memperbaiki diri, menjadi versi terbaik dirinya. Datangnya Ramadhan setiap tahun ialah sebagai pengingat bahwa Allah masih memberi kesempatan untuk setiap hambaNya mengupgrade diri. Dan hal yang paling penting untuk memperbaiki diri adalah niat serta keseriusan untuk memulai langkah pertama.
Baca Juga: Meminta Kuturunan Untuk Keturunan
Langkah Nyata Muhasabah Menjelang Ramadhan
- Evaluasi shalat sebagai fondasi ibadah
Rasululullahﷺ bersabda
“amalan yang pertama kali dihisab adalah shalat” (HR. Tirmidzi)
Bagaimana cara mengevaluasi shalat kita? Salah satu caranya dengan bertanya pada diri sendiri. Apakah shalat yang selama ini kita kerjakan terburu-buru? Apakah kita selalu menjaga sholat tepat waktu?
- Catat kebiasan buruk yang menghambat ibadah kemudian perbaiki
Catatlah kebiasan buruk yang ingin ditinggalkan, pilih kebiasan buruk yang paling dominan menghambat kualitas hidup dan ibadah kita. Misalnya
- Terlalu lama bermain media sosial (mulai kurangi dan disiplin batasi penggunaan gawai)
- Sering menunda pekerjaan bahkan sampai lalai (manfaatkan waktu 5 detik pertama, kerjakan tugas detik itu juga jangan ditunda karena berpotensi mengakibatkan tugas itu akan terlupa)
- Kurang menjaga lisan (mulai untuk menjaga dan mengontrol apa saja yang keluar dari lisan kita)
- Mulai perbaiki hubungan dengan orang disekitar kita
Rasulullah ﷺ mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga hubungan antar manusia, baik itu dengan orang tua, saudara kandung, teman, dan tetangga. Hal yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya ialah;
Minta maaflah jika bersalah atau mulailah untuk membuka pembicaraan dan mencoba untuk membangun hubungan baik
- Memperkuat hubungan dengan Al-Qur’an
Dengan menantang diri sendiri untuk membaca satu halaman sehari hingga kita terbiasa untuk membaca satu juz dalam sehari, kemudian ganti musik dengan sering mendengarkan murattal, serta perbanyak tadabbur ayat alquran dengan setidaknya membaca terjemahan ayat dari Al-Quran.
- Menyusun target Ramadhan secara realistis
Jangan merasa terbebani dengan target ibadah, ubahlah ia menjadi tantangan untuk dipertahankan dan membiasakan diri kita untuk mengerjakannya. Sebab, kadang kita perlu sedikit memaksakan diri untuk terbiasa dengan hal yang positif. Contoh target ramadhan yang bisa kita susun ialah;
- Membaca Al-Quran 1 juz per hari
- Memperbanyak sedekah walau sedikit
- Memperbanyak ibadah sunnah
- Menjaga lisan dari pembicaraan yang sia-sia.
Menyambut Ramadhan dengan Hati yang Lebih Siap
Ramadhan bukan hanya bulan dimana kita menahan haus dan lapar, tapi ia adalh bulan dimana orang orang berlomba untuk menjadi versi terbaik dirinya.
Ketika diri sudah memutuskan untuk menjadi lebih baik, maka mulailah. Tidak perlu menunggu sempurna, yang terpenting adalah ketulusan dan konsisten.
Semoga Allah mudahkan hati kita menyambut Ramadhan dengan hati yang tulus dan langkah yang lebih terarah
Allahumma ballighna Ramadhan





